Selasa, 08 September 2009

Rangkaian Penguat Non Inverting Amplifier (TP3)

Rangkaian Penguat Non Inverting Amplifier (TP3) sebagai penguat tegangan setelah dibuffer sebesar 13 kali. Pada table 5.1 dapat diketahui penguatan tegangan output pada rangkaian ini yaitu 165 mV menjadi 2,20 V pada blanko sedangkan serum 139 mV menjadi 1,80 V. Penguatan tegangan ini dipengaruhi oleh stabilitas dari IC LF 353 karena mendapat tegangan -12 Vdc dan +12 Vdc. Berdasarkan perhitungan saat blanko dengan inputan 165 mV dengan penguatan 13 kali pada (TP3) 2,1 V sedangkan serum dengan inputan 138 mV pada (TP3) 1,79 V.
Rangkaian Buffer (TP4) sebagai penyangga agar input sama dengan outputan. Dikarenakan sebelum dibuffer diberi rangkaian Low Pass Filter digunakan untuk menghilangkan noise, agar tegangan otput buffer sama dengan input pada saat blanko 2,20 V sedangkan serum 1,80 V.

Pengujian Dan Pengukuran Modul

5.1 Pengujian Dan Pengukuran Modul
Setelah membuat modul maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Untuk itu penulis mengadakan pendataan melalui proses pengukuran dan pengujian. Tujuan dari pengukuran dan pengujian adalah untuk mengetahui ketepatan dari pembuatan modul yang penulis lakukan atau untuk memastikan apakah masing-masing bagian (komponen) dari rangkaian modul yang dimaksud telah bekerja sesuai dengan fungsinya seperti yang telah direncanakan.
Langkah-langkah pengukuran dan pengujian modul ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan terutama alat ukur.
2. Merapikan kabel-kabel atau membungkusnya jadi satu dengan menggunakan selang agar rapi dan agar tidak terjadi konsleting pada alat kita pada saat kita uji coba.
3. Menyiapkan tabel untuk mencatat hasil pengukuran.
4. Melakukan pengecekan terhadap masing-masing jalur rangkaian pada PCB tentang ketepatan komponen koneksi pin-pin pada IC.
5. Menguji alat dengan mengadakan pengukuran terhadap output masing-masing bagian (Test Point) sesuai pengukuran yang telah kita tentukan.
6. Mencatat hasil pengukuaran dalam tabel yang telah kita sediakan.

mikrokontroler

Port 3
Port 3 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Output buffer dari port 3 dapat dilewati 4 input TTL. Ketika logika 1 dituliskan ke port 3 maka mereka akan dipull high dengan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga mempunyai berbagai macam fungsi atau fasilitas. Port 3 juga menerima beberapa sinyal kontrol untuk pemrograman flash dan verifikasi.
RST
Input reset Logika high pada pin ini akan mereset siklus mesin.
ALE/PROG
Pulsa Output Address Latch Enable digunakan untuk lacthing bit bawah dari address selama mengakses ke eksternal memori. Pin ini juga merupakan input pulsa program selama pemrograman flash. Operasi normal dari ALE dikeluarkan pada laju konstan 1/6 dari frekuensi oscilator, dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal atau pemberian pulsa. Jika dikehendaki, operasi ALE dapat di disable dengan memberikan setting bit 0 dari SFR pada lokasi 8 EH. Dengan bit set, ALE dapat diaktifkan selama instruksi M0VX atau MOVC. Dengan mensetting ALE disabled, tidak akan mempengaruhi jika mikrokontroler pada mode eksekusi eksternal.
Port Pin Alternate Functions.
P3.0 RXD ( serial input port ).
P3.1 TXD ( serial output port ).
P3.2 INT0 ( eksternal interupt 0 ).
P3.3 INT1 ( eksternal interup 1 ).
P3.4 T0 ( timer 0 eksternal input ).
P3.5 T1 ( timer 1 eksternal input ).
P3.6 WR ( eksternal data memori write strobe ).
P3.7 RD ( eksternal data memori read strobe ).

Kamis, 11 Juni 2009

memperoleh keyakinan

disebutkan bahwa untuk memperoleh keyakinan tersebut sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang cermat dan seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari debitur.
Dengan demikian, berarti setiap pemberian kredit sudah pasti dengan perjanjian dan juga adanya jaminan. Salah satu lembaga jaminan yang dikenal adalah fiducia, atau lengkapnya “fiduciaire eigendoms overdracht”. Lembaga jaminan ini dikenal sejak dikeluarkannya keputusan Hooggerechtshof pada tanggal 18 Agustus tahun 1932.